aboc/

NSFW, mature content, kissing, fingering, anal sex, TYPO! No minor!


Seperti malam-malam sebelumnya, ketika orang tua Renjun pergi keluar kota atau ke luar negeri karena ada urusan pekerjaan, maka Jaemin dengan senang hati jadi teman tidurnya. Bukannya Renjun amat sangat penakut, hanya saja, rumahnya ini cukup menyeramkan jika hari sudah berganti malam. Karena banguannya yang sudah cukup tua, lorong-lorong panjang yang hanya dihiasi lampu temaram juga cukup membuat Renjun enggan keluar kamar.

“Mau langsung tidur aja Ren?”

“Belom ngantuk sih, ngobrol aja yuk. Aku kangen kamu banget sebenernya.”

Renjun ubah posisi, yang tadinya sudah menutup diri dengan selimut menjadi duduk menghadap Jaemin yang menyandarkan dirinya di kepala ranjang.

Tubuh ringan Renjun Jaemin angkat, dan dia posisikan dengan nyaman di pangkuannya. Renjun makin rapatkan tubuhnya ke depan, lengannya dia kalungkan di leher yang lebih muda. Renjun hirup aroma tubuh Jaemin lewat ceruk lehernya.

“Wangi banget deh kamu Jaem. Aku suka.”

Tak mau kalah, Jaemin juga sama eratnya memeluk tubuh yang ada dipangkuannya. Sama-sama saling menghirup aroma tubuh satu sama lain.

“Kamu juga tau yang. Jadi pengen ku makan.”

Ucapan Jaemin aslinya bukan cuma bualan belaka. Menjalin hubungan dengan Renjun selama 3 tahun terakhir ini mereka masih sama-sama aman. Tidak pernah lebih dari cium-cium gemas dan peluk-peluk erat. Yahh.. walau terkadang ciuman gemas mereka berubah menjadi sedikit ganas. Tolong dimaklumi, Jaemin sudah berjuang dengan keras selama ini.

Apapun rela dia lakukan demi kenyamanan kesayangannya. Apapun keinginan Ren kecilnya akan dia usahakan. Apapun. Bahkan jika dia meminta sejumput pasir dari samudera terdalam. Terdengar berlebihan...

Dan malam ini, Jaemin sepertinya sedang diuji. Kesayangannya tiba-tiba berucap sesuatu yang membuatnya harus memutar otak untuk menjawabnya;

“Jaem, kata orang kalo bercinta itu rasanya kaya di surga, kenapa?”

Sialllllllll....

Pikiran Jaemin benar-benar buyar. Masalahnya, posisi Renjun kali ini benar-benar berbahaya.

Dia berucap dengan bibir yang berada tepat di depan bibirnya. Sialnya lagi, adik kecilnya diduduki pantat lembut yang ada diatasnya.

Apa Renjun tidak merasakan sesuatu yang mengganjal di bokongnya?

Apa dia sengaja?

Dannnnnn, pikiran Jaemin benar-benar kosong sekarang. Bibir keringnya baru saja dijilati seekor kucing dipangkuannya. Dijilat seperti kucing menjilati kakinya.

“Jaem, kita udah 3 tahun lho pacaran. Kamu ngga mau gitu, ngewe sama aku?”

“Heh! Apa itu ngewe-ngewe. Ngomong yang bener.”

Jaemin memang bukan orang yang tutur katanya paling baik satu semesta, tapi, demi dirinya dimasa depan dan juga demi kesayanganya, dia coba untuk menjadi sedikit lebih baik. Tidak pernah berbicara kasar dan kotor jika keduanya sedang bersama. Dia juga tidak pernah mendengar Ren kecilnya berbicara sesuatu yang aneh-aneh. Dan apa ini tadi. Bicara apa kesayangannya tadi.

“Siapa yang ngajarin kamu ngomong kotor kaya gitu?”

Nada bicara Jaemin memang pelan. Tapi justru itu.

Renjun mengigit bibir bawahnya, “Maaf.”

“Ngga boleh ya sayang ngomong kaya gitu lagi. Udah bener tadi kamu bilang bercinta. Kamu mau gitu ngelakuin itu cuma karena nafsu aja? ngga mau ada cintanya?”

“Mau. Maaf. Renjun salah.”

Renjun makin rapatkan tubuhnya. Dia gesekkan hidungnya dengan hidung Jaemin. Setelah itu;

“Renjun mau bercinta sama Jaemin.”

Duhhh..

Kalau boleh jujur, Jaemin sendiri tidak masalah dengan hal itu. Cuma , dia takut kalau Renjun-nya menyesal setelah mereka melakukan itu.

“Renjun ngga bakal nyesel. Jaemin jangan sampe ya mikir yang aneh-aneh. Ini—

Renjun maju mundurkan pinggulnya dengan pelan.

Udah keras banget loh.”


“Mmhhn...”

Setelah bergulat dengan pikirannya— dan ada setan kecil yang ikut menggodanya, pertahanan Jaemin akhirnya runtuh juga.

Masih dengan posisi yang sama. Renjun masih berada di pangkuannya. Bedanya, baju dan celananya sudah tanggal. Dan hanya menyisakan celana dalam putih ketat yang sisi sebelah kirinya sudah melorot. Menampilkan pantat bersih yang sudah ditangkup sebuah tangan besar.

“Aahnn.. Jaemh..”

Tangan besar Jaemin maju ke depan. Dia mainkan penis kesayangannya yang juga sama kerasnya. Lalu kembali ke belakang. Dia usap bibir anal Renjun yang masih kering. Dia mainkan jari-jarinya disekitaran lubang itu. Membuat Renjun menggelinjang nikmat, geli, dan tidak sabar.

“Ahh.. geli, mau ahh langsung aja Jaem.”

Yeahh.., Jaemin juga sama tidak tahannya. Dia turunkan Renjun dari pangkuannya. Menuju tas yang kemana-mana selalu dia bawa. Dia ambil sesuatu. Kondom dan lubricant.

“Kamu bawa itu kemana-mana?”

“Buat jaga-jaga kalo kamu minta, kaya sekarang.”

“Kanapa kamu ngga pernah minta?”

Jaemin taruh dua benda tadi di kasur. Lalu mulai melepas pertahanan akhirnya. Celana dan dalamannya dia lepas. Dia buka bungkus kondom dengan tangan kanan dan gigi. Sedang tangan kirinya mengocok pelan miliknya yang sudah tegang dari awal. Pandagan matanya tidak lepas dari manusia didepannya, yang sekarang ikut melepas celana dalamnya.

Woww...

Batapa beruntungnya Jaemin. Tubuh kesayanganya benar-benar indah. Sangat sempurna. Kulit putih bersih, pinggang ramping, bokong berisi, dan rambut halus disekitar miliknya.

Dengan wajah sayu, Renjun dengan nakal menekuk lututnya dan membuka kakinya lebar-lebar. Tepat didepan mata Jaemin, lubang surganya terpampang jelas. Terlihat lapar dan seperti siap menelan penisnya.

Persiapan Jaemin sudah siap. Kini tinggal menyiapkan Renjun-nya. Dia tuang pelumasnya banyak-banyak ditangan. Merangkak naik mendekati surganya, dan mulai mengoleskannya di anal Renjun. Dia ratakan, dan dia coba masukkan satu jarinya. Dua jari. Dan kemudian tiga.

Bahunya diremat kuat. Sampai seperti dia rasa kuku-kuku Renjun menancap dikulitnya.

“Eughh..”

“Sakit banget? Mau udahan?”

“Ahh..No, jangan..”

Jaemin cium bilah bibir Renjun guna mengalihkannya dari rasa sakit. Sambil tangannya mulai bergerak beraturan. Dia coba longgarkan lubang sempit yang meremas kuat jari-jarinya.


“Arghh..Jaem! hikss sakit.”

Tentu saja sakit. Jaemin paham. Itulah kenapa dia selama ini selalu menahan hasratnya kala nafsu memenuhinya. Dia tidak mau kesayangannya merasa kesakitan. Tapi mau bagaimana lagi, cepat atau lambat hari ini pasti datang juga.

Miliknya sudah tertanam didalam. Namun belum juga bergerak. Jaemin masih sabar menunggu Renjun-nya merasa nyaman dahulu. Dirasa Renjun sudah mulai tenang, dia gerakan sedikit pinggulnya. Pelan, dan hati-hati. Lama-kelamaan gerakan Jaemin menjadi semakin cepat. Dan desahan Renjun yang mengalun indah akhirnya Jaemin dengar juga.

“Ahh..Eughh..Jehhm”

“Renjun...”

Ahhh..

Benar-benar surga.

Sekarang Renjun tau.

Dan Jaemin juga.

Acara bercinta keduanya berjalan dengan lancar dan super nikmat. Kegiatan yang dimulai pukul 9 malam ini kini berlanjut sampai pagi. Stamina Jaemin benar-benar luar biasa. Dan mengejutkannya, Renjun juga sama tanggung nya. Dia sanggup meladeni permainan Jaemin yang seperti kuda lepas dari kandang.

“AHHH..JAEMHH”

Silahkan dilanjutkan.