halimun

cw // kecup kecup, keju, cringe

Sesuai kesepakatan kemarin, Jupri sudah sampai di rumah Rehan pada pukul setengah lima pagi. Rajin sekali. Gerbang dan pintu rumah sudah terbuka lebar menyambut Jupri. Karena kemarin, dengan penuh sopan santun Jupri mengubungi ibunda Rehan untuk meminta izin untuk datang pagi buta menjemput Rehan.

“Selamat pagi ma, maaf ya Juju ganggu pagi buta begini.” Jupri lepas kan tangan mama Wendi setelah memberi salam dan mencium punggung tangannya.

“Engga dong ganteng, mama emang biasa bangun jam segini. Ayo duduk dulu, Rehan nya udah bangun kok, tinggal siap-siap dikit lagi katanya.”

“Oiya, udah sarapan belum? Kalo belum sarapan dulu ya di sini, mama udah masak nasi goreng. Biar kalian ngk perlu berhenti buat sarapan di jalan.” lanjut mama Wendi.

Setelah memberi persetujuan untuk tawaran sarapannya, tak lama Rehan turun. Keduanya sarapan dengan cepat namun tak tergesa, lalu segera pamit untuk melakukan perjalanan. Tujuan mereka adalah sebuah desa yang terletak di pinggir kota. Meski begitu, suasana di desa tersebut masih asri dan alami. Banyak pohon-pohon di sepanjang jalan mendekati desa tersebut. Perbukitan tempat masyarakat menanam hasil bumi juga terlihat rindang dan hijau.

“Juju, plastik apa itu di belakang? Baru liat” “Jajan buat kamu.” walau Jupri menjawab tanpa menolehkan kepala, tapi senyum manis nya tertangkap mata rubah Rehan.

“Banyak banget buset, kaya mau piknik se-rt aja, padahal cuma berdua. Nggak bakal habis kayanya.” ujar Rehan sambil mengintip sedikit isi salah satu plastik putih itu.

Dua jam berlalu, dan pasangan love bird itu sudah sampai di tempat tujuan.

Rehan menarik nafas dalam-dalam. Menghirup udara segar yang tidak mungkin ia dapatkan di kota. “Ya ampun yang, ini seger banget.”

Jupri mendekat ke arah Rehan, dia gosokkan kedua tangannya sampai terasa hangat, lalu dia taruh di kedua pipi Rehan, “Rehan suka?” jempolnya di usap usap pelan.

“Suka banget. Makasih ya Juju nya Rehan.” Rehan lingkaran lengannya di pinggang Jupri. Dia lihat netra yang menatapnya penuh puja itu. Pipinya semakin menghangat. Lalu sebuah kecupan mampir di hidungnya yang dingin.

“Kembali kasih, Rehan nya Juju.”

Bermenit-menit mereka habiskan dengan berjalan menyusuri desa tersebut. Tak jarang mereka berpapasan dengan warga lokal dan saling menyapa. Berhubung hari ini hari minggu, anak-anak terlihat berkumpul di lapangan di pinggir desa untuk bermain-main. “Aha, aku ngerti sekarang kenapa kamu beli banyak jajanan, hm, Juviar.” Rehan melirik Jupri sambil tersenyum lebar. Lalu berlari kecil meninggalkan Jupri menuju tempat anak-anak itu berkumpul.

Hati Jupri berdesir, karena rasa kasmaran yang tak kunjung usai. Dia gigit bibir bawahnya menahan senyum. Dia bahagia, namun tak mau terlalu jemawa dengan rasa bahagianya. Ya karena dia tau, sesuatu yang berlebihan itu tidak baik kan .

Jajanan yang begitu banyak tadi Rehan bagikan dengan anak-anak di sana. Beberapa waktu mereka habiskan dengan bermain. Lalu sisanya di teruskan untuk berjalan-jalan. Sampai waktu meminta mereka untuk kembali pulang.

Jupri matikan mesin mobilnya di depan rumah Rehan. Langit sudah berubah gelap, dan di gantikan lampu lampu komplek yang sedikit remang.

Seat belt Rehan lepas dan dia miringkan tubuhnya menghadap Jupri. “Juju, makasih ya hari ini, Rehan seneng banget.” dia ambil jari telunjuk Jupri dan digenggam. Tangan kanannya Jupri yang menganggur dia pakai untuk mengusap pipi Rehan yang tidak akan pernah bosan ia sentuh. Karena hangat dan lembut

“Syukur deh kalo Rehan seneng, Juju nya juga jadi ikutan seneng” “Lain kali Juju minta sesuatu dong ke Rehan. Biar ngk Rehan terus yang minta apa-apa ke Juju”

Jupri tertawa pelan, “Kaya apa aja kamu. Aku malah seneng kalo kamu bisa terbuka sama apa yang kamu mau ke aku. Serius deh Rehan, bahagianya kamu juga bahagianya aku. Jadi kamu jangan merasa terbebani atau ragu kalo mau minta sesuatu, ya.” lembutnya usapan Jupri membuat Rehan memejamkan matanya. “Iya, Juju sayang”

Rehan membuka matanya, “Kalo hari ini Rehan minta satu hal lagi, boleh?” “Boleh” jawab Jupri tanpa ragu.

“Rehan minta kiss kecil”

Jupri terkekeh, pacarnya ini beneran lucu sekali. Jantungnya berdetak kencang lagi. Lalu dengan pelan dia dekatkan wajahnya. Dia usap bibir Rehan dengan jempolnya pelan. Dan kedua bibir beda tuan itu pun bertemu.

Jupri berikan kecupan kecupan ringan dan lembut beberapa kali. Lalu dia biarkan bibirnya menempel lama di sana. Tak ada nafsu, hanya perasan cinta yang lagi-lagi mendominasi, dan Jupri syukuri itu. Satu kecupan lagi, dan dia jauhkan sedikit wajahnya.

“Juju sayang Rehan” Rehan buka kedua matanya dan tersenyum, “Rehan sayang Juju juga.”

tok tok tok

“Ciuman kalian kayanya enak, boleh gabung ngk?”